Kembali ke masa lalu adalah hal paling mustahil untuk dilakukan, namun secara teoritis kembali ke masa lalu bukan tidak mungkin.
Teori Albert Einstein, mengatakan bahwa dalam perhitungan-perhitungan
ilmiah, manusia tidak hanya berurusan dengan tinggi, lebar dan panjang;
melainkan juga dengan satu dimensi lain, yaitu waktu.
Sebuah teori Einstein menyatakan bahwa konsep ruang waktu dan energi
materi bukanlah dua kesatuan yang terpisah sama sekali. Keduanya bisa
terjalin dalam keadaan tertentu. Dan kalau itu benar-benar terjadi,
tidaklah mustahil benda bisa muncul dan lenyap secara mendadak,
seakan-seakan mengalami proses dematerialisasi. Di mana proses
pelenyapan pesawat terbang, kapal dan lainnya di Segitiga Bermuda tidak
lain karena peristiwa ini.
Pada tahun 1994 sebuah pesawat sipil Italia terbang di pantai Afrika.
Tiba-tiba operator di ruang kontrol mengatakan bahwa pesawat
menghilang.
Ketika semua orang panik, pesawat tersebut nampak kembali di layar
radar. Pesawat itupun mendarat dengan selamat di bandara Italia, namun
pilot dan 315 penumpang tidak mengetahui insiden hilangnya pesawat
tersebut.
Ketika diperiksa oleh setiap penumpang di bandara, mereka ternyata
terlambat sekitar 20 menit. Meskipun insiden seperti ini jarang
ditemukan namun pada 1970, jet 727, dijelaskan juga sempat menghilang
sekitar 10 menit dalam penerbangannya ke bandara Miami. Para penumpang
tidak mengetahui apa yang terjadi. Akan tetapi mereka tahu setelah
mereka melihat jam mereka terlambat 10 menit.
Koin Modern Ditemukan pada Kuil Kuno
Tepat ketika pesawat penumpang Italia
mengalami bahaya di udara pada tahun yang sama, dilaporkan bahwa kembali
terjadi keajaiban waktu berputar kembali 4000 tahun di Mesir:
Sekeping uang perak modern yang belum di edarkan, terpendam di dasar sebuah Kuil Dewa Matahari. Kala itu, sebuah tim arkeologi yang dibentuk oleh arkeolog Perancis, tiba di daerah aktivitas pertama manusia di tepi Sungai Nil untuk riset ilmiah. Di sana mereka menemukan sebuah Kuil Dewa Matahari, dan hingga kini sudah 4000 tahun sejarahnya. Karena tak pernah dikunjungi manusia, kuil itu sudah lama runtuh, yang tersisa hanya puing-puing reruntuhan, sehingga tampak sunyi dan rongsok. Ketika arkeolog menggali reruntuhan tersebut, di bawah sebuah tonggak batu kuno, mereka menemukan sekeping uang perak terkubur di bawah tanah.
Namun anehnya, itu bukan uang perak Mesir kuno, melainkan sekeping uang perak Amerika, yang lebih mengherankan lagi, itu bukan uang perak kuno Amerika, tapi sekeping uang perak zaman sekarang.
Sekeping uang perak modern yang belum di edarkan, terpendam di dasar sebuah Kuil Dewa Matahari. Kala itu, sebuah tim arkeologi yang dibentuk oleh arkeolog Perancis, tiba di daerah aktivitas pertama manusia di tepi Sungai Nil untuk riset ilmiah. Di sana mereka menemukan sebuah Kuil Dewa Matahari, dan hingga kini sudah 4000 tahun sejarahnya. Karena tak pernah dikunjungi manusia, kuil itu sudah lama runtuh, yang tersisa hanya puing-puing reruntuhan, sehingga tampak sunyi dan rongsok. Ketika arkeolog menggali reruntuhan tersebut, di bawah sebuah tonggak batu kuno, mereka menemukan sekeping uang perak terkubur di bawah tanah.
Namun anehnya, itu bukan uang perak Mesir kuno, melainkan sekeping uang perak Amerika, yang lebih mengherankan lagi, itu bukan uang perak kuno Amerika, tapi sekeping uang perak zaman sekarang.
Namun, yang tak habis dimengerti adalah :
Itu adalah uang perak dengan nilai nominal 25
sen dollar AS yang telah di cetak dan belum diedarkan yang masih
tertinggal di kas negara Amerika, yang rencananya baru akan diedarkan
pada tahun 1997.
Mengapa uang perak AS zaman sekarang bisa berada di dalam kuil Mesir kuno pada 4000 tahun silam ? Para ilmuwan benar-benar bingung dibuatnya.
Sebuah Laporan Rahasia NATO
Andaikata, karena perputaran waktu dan
kembali ke masa lalu seperti tersebut di atas hanya kejadian yang
kebetulan dan tidaklah aneh, bahkan diragukan. Namun anehnya, seorang
fisikawan juga membeberkan laporan sangat rahasia dari NATO, dan fakta
yang di lukiskan dalam laporan tersebut, juga mengherankan :
Pada 1982 silam, dalam suatu latihan terbang
dari Eropa Timur, tiba-tiba dalam medan penglihatan seorang pilot NATO
muncul ratusan ekor dinosaurus, di luar dugaan pesawat itu tiba di
daratan Afrika zaman prasejarah.
Dalam suatu penerbangan, seorang pilot juga
kesasar dalam Perang Jerman semasa Perang Dunia ke-2. Pilot tentara
Sekutu dan pesawat tempur Jerman melihat-nya, dan hanya dalam waktu satu
menit kemudian, ia kembali lagi ke realita. Apakah Waktu Bisa Berputar
Kembali?Secara realitas, kecerdasan manusia masih belum cukup membendung
berlalunya waktu. Secara teori, bahwa waktu berputar kembali, dan
kembali ke masa lalu bukan tidak memungkinkan.
Menurut teori Einstein, waktu dan ruang dapat mengalami perubahan dalam kecepatan cahaya.
Jadi, seandainya suatu benda terbang dengan kecepatan 300 ribu km/detik, maka ruang bisa di perpendek, dan waktu bisa di perlambat.
Jadi, seandainya suatu benda terbang dengan kecepatan 300 ribu km/detik, maka ruang bisa di perpendek, dan waktu bisa di perlambat.
Setelah seorang fisikawan dari California of
University mengkalkulasi hal terkait menuturkan manusia perlu waktu 200
ribu tahun untuk bisa tiba di Andromeda dari bumi, sedangkan di atas
kapal dengan kecepatan cahaya hanya perlu 20 tahun.
Namun, apakah hal yang indah ini benar-benar bisa terjadi ? Jawabannya pasti.
Sebab para ilmuwan sudah menemukan partikel gaib yang terdapat di alam semesta yang bahkan jauh lebih cepat dibanding dengan kecepatan cahaya, dalam penelitiannya para ilmuwan mendapati :
Sebab para ilmuwan sudah menemukan partikel gaib yang terdapat di alam semesta yang bahkan jauh lebih cepat dibanding dengan kecepatan cahaya, dalam penelitiannya para ilmuwan mendapati :
Ketika pesawat antariksa melewati gravitasi, gaya tarik medan gravitasi
diubah menjadi tenaga pendorong, maka dalam waktu itu, pesawat
antariksa bisa terbang dengan kecepatan cahaya bahkan dengan kecepatan
cahaya ultra.
Para ahli dari Badan Antariksa Nasional Amerika telah membentuk teori resonansi medanwaktu, teori ini dibentuk berdasarkan teori medan kesatuan Einstein dan fisikawan asal Jerman sebagai dasar teori
Dalam buku Zhuan Falun karangan
Mr. Li Hongzhi tertulis, "Di atas langit baru satu hari, sedang di
Bumi sudah seribuan tahun". Hal ini merupakan kebenaran yang berpijak
pada kebijakan. (Erabaru/sua/sum)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar